Awan Aneh di Atas Tangerang Pertanda Gempa?

Rabu, 07 April 2010

Rabu, 7 April 2010 | 13:09 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Beberapa hari belakangan ini ada awan aneh berwarna putih memanjang di langit Tangerang, Banten. Wartawan Tribunnews.com, Achmad Subechi, sempat memotret awan yang oleh sebagian orang disebut awan gempa itu.

Apakah kemunculan awan itu ada kaitannya dengan terjadinya gempa bumi berkekuatan 7,2 skala Richter di tenggara Sinabang, Nangroe Aceh Darusalam, Rabu (7/4/2010) dini hari? Tidak ada yang tahu. Namun, gejala serupa pernah terjadi saat ada gempa di Jepang.

Sebelumnya tahun 1993, awan gempa terlihat satu hari sebelum gempa di Kagoshima, Jepang. Awan seperti ini juga terlihat hanya empat jam sebelum terjadi gempa Nigata 2004. Awan berbentuk aneh itu terjadi karena ada gelombang elektromagnetis berkekuatan sangat besar dari dalam perut bumi sehingga menyerap daya listrik yang ada di awan.

"Kok, dalam beberapa hari ini udara di sini terasa panas. Jangan-jangan sebentar lagi akan ada bencana alam," ujar Pak Ami, warga Vila Dago Tol, Tangerang Selatan, kepada Tribunnews beberapa waktu lalu.

Awan berbentuk aneh itu muncul pada 1 April 2010 siang. Biasanya fenomena awan aneh yang memanjang membelah langit hingga puluhan kilometer biasa dijuluki masyarakat sebagai awan gempa. Awan gempa pernah terlihat sebelum gempa besar melanda Kobe, Jepang, 17 Januari 1995.

Saat gempa melanda Yogyakarta dan Jawa Tengah pada Mei 2006, awan aneh itu justru muncul setelah terjadi gempa. Membentang dari selatan ke utara di atas Candi Prambanan. Munculnya awan semacam ini membuat sebagian warga cemas dan khawatir. Awan aneh ini menjadi perbincangan hangat di milis-milis internet.

Dalam tayangan soal gempa di Fuji TV disebutkan, salah satu ciri terjadi gempa adalah adanya awan yang memanjang. Selama ini gempa sulit diprediksi dan mungkin dengan adanya fenomena awan ini, itu bisa menjadi tanda yang harus diwaspadai akan terjadi gempa.

Jika melihat ke langit ada awan yang berbentuk aneh seperti angin puting beliung, pohon, atau batang yang bentuknya vertikal, kemungkinan besar itu adalah awan yang disebut awan gempa.

Makanya, bentuk awannya seperti tersedot ke bawah. Gelombang elektromagnetis itu sendiri terjadi akibat ada pergeseran atau patahan lempeng bumi. Namun, ada awan seperti itu di langit juga belum tentu itu awan gempa. Mungkin saja karena asap pesawat jet atau memang bentuk awannya memang seperti itu karena pergerakan angin. Jika memang terjadi awan seperti itu, coba dilakukan uji medan elektromagnetis di dalam rumah.

Misalnya, dengan mengecek siaran TV. Lalu coba lihat mesin faksimile, apakah lampunya tiba-tiba blinking atau tidak, padahal lagi tidak ada transmit data. Selain itu, coba matikan arus listrik, lalu cek apakah lampu neon tetap menyala redup walaupun tidak dialiri arus listrik.

Jika semua tanda itu terlihat, besar kemungkinan tengah terjadi gelombang elektromagnetis luar biasa yang kasatmata dan tidak bisa dirasakan manusia. Jika ada awan gempa di langit dan terbukti ada gelombang elektromagnetis luar biasa, belum tentu juga akan terjadi gempa.

0 komentar:

Posting Komentar